Oleh: warpo wetipo
Paitua Hubula (Orang bule) tapi Labewa, beliau menulis dalam bahasa daerah suku hubula, bahwa: Hiniki awolok yigidek halok, hinape awolok yigidekgat dougun etnaga o.. Yiluk yoknisasike etnogo. Yang artinya,
"Tangan tidak bergerak, maka mulut juga tidak akan bergerak dan tangan bergerak, maka mulut ikut bergerak"
Inalue alep suakane yisukama, Hapiri leger haligitdekgat halok: hako/wam hilumo dekgat, He ituk hokodek at, wene hagasusak hokodekgat, yigisak-tigisak hilumo dekgat dogogin etnaga o.. Yiluk yisukama (Ap Kepu/Ap uwo/Ap hunugunu).
Artinya: "Moyang kita berkata, bahwa: Kita tidak buat kebun/menanam hipere, Maka kamu tidak akan pernah punya ternak, Tidak akan kawin perempuan untuk berkembang biak, tidak bisa menyelesaikan beban dalam hidup/klen suku, hidupnya semakin buntut, semakin nao-nao, hidup berantakan, tidak ada berkat, tidak punya tamu dll.."
Baca Juga: Kematian Orang Papua dalam Peristiwa Wamena
Kategori Manusia Hubula seperti itu, karena manusianya Tidak Jujur, tidak setia, tidak punya jiwa rela berkorban dan tidak memiliki rasa bertanggungjawab. Maka dengan mudah Manusia suku Hubula dipelacurkan, di objekkan (memperbudak), di intimidasi, di teror mental, lalu terakhir pada kehidupan Marginalisasi (Mengemis_minta-minta di kota, pencuri, penipu, provokator (Informan) atau jual sesama manusia demi nasi bungkus/sebatang rokok, dan terakhir jual adat (Kaneke) dan jadi gila lalu mati tiba-tiba.
Seandainya, detik ini seluruh Manusia "Hubulla_Agum'owa meke" semua Sadar dan Paham atas Realitas penindasan, pemusnahan, Penghancuran nilai, norma, hukum adat, agama, sosia budaya, ekonomi dan politik ini, maka Demi Tuhan saya yakin Semua Orang Asli Pribumi Agum'owa_Suku hubula akan mengakui dan mengklaim dirinya sebagai Manusia Tulen, Istimewa, Prima, Terhormat atau dengan bahasa "NIT AKHUNI MEKE" atau NIT EWE AKHUNI".
Biasanya ucapan kalimat diatas, di ucapkan saat individu sadar dan paham atas Tiga pertanyaan mendasar, yakni: siapa diri saya sebenarnya..?, siapa kami sebenarnya...?, dan siapa kita sebenar..?, bahwa selain kita yang sama, tidak ada lagi manusia lain yang menguasai diri, suku, klen, atau wilayah konfederasinya. Jadi semua saling jaga, saling mengasihi, saling memahami, saling mengetahui, dll. Itulah suku hubula sejatinya.
Tetapi saat pendatang Bule atau saat orang Melayu muncul terjadilah banyak perubahan, pengalihan, pencemaran, penghilangan dari berbagai sisi. Kemudian Orang hubula mulai mengalami kegelisahan karena pergeseran nilai hidup. Oleh sebabnya, Dalam suasana itulah kadang muncul pertanyaan "Pembedaan Mendasar" antar sesama suku hubula dalam kehidupan sehari-hari, Misalnya:
Akhuni Eloma/Etoma/Yoma
"NIT NINAIWEREK A, HUSO MEKE A..?"
"NIT EWE AKHUNI A, WAKOL'OMAKEN/
MOLA MEKE A..?" Atau
"NIT AKHUNI NINISI MEKE A, WAM ESI
MEKE A..?" atau
"AP ITEWEREK UMA MEKE A, SIQ'MAN MEKE A.?" atau
"AP HOREK MEKE A, METEK MEKE A..?" Dst...
Jadi, dari pertanyaan diatas membuktikan, bahwa kita menganggap dirinya yang benar-benar Manusia Asli, tulen, Istimewa, sejati, prima, sempurna dan super berwibawa, Karena standarnya adalah seseorang/kita jelas memiliki dan menjaga semua nilai-nilai hidup. Dan secara fisik, kita menganggap dirinya sebagai manusia yang utuh dan sempurna karena standarnya adalah Punya Segala-galanya, semua serba ada, tidak ada masalah. Masalah terjadi mampu mengatasi, hidup berdampingan, aman, nyaman dan ingin supaya keluarga dan sesamanya hidup berdampingan dalam damai yang abadi.
Kenapa Mimpi itu menjadi Misi dalam hidup, untuk mempertahankan Diri, Marga, Klen, dan Suku hubulla...? Jawabannya adalah: Manusia SUKU HUBULLA hidupnya tidak pernah merasa pesimis, berupaya menjaga dan mempertahankan jati dirinya, wibawanya sebagai jagoan perang, jago berkebun, jago menyelesaikan persoalan, serba ada, hidup berdampingan, selalu tahu diri (silsila keturunan), tahu Adat, bersahabat bersama Alam, tahu hukum agama (kasih sayang), mampu membedakan baik-buruk seperti Wita dan Waya dan hal-hal lainnya.
Oleh sebabnya, Agum'owa_lembah balliem/Palim ima dijuluki oleh berbagai tim expedisi sampai kini, sebagai berikut: Balliem Valey, Baliem Heaven, Balliem paradise, Lembah Virdaus, Lembah Agung, Lembah Primadona, Lembah sunyi penuh rahasia dsb...).
Ketika, dalam momentum yang istimewa ini, kita orang Papua Barat, lebih khusus suku Hubulla di Lembah Parlim ima_agum'owa, masing-masing klen suku menyadari atas ancaman malapetaka, memahami atas pemusnahan, lalu bangkit dan melawan semua bentuk penipuan penjajah indonesia melalui berbagai macam program pemerintah, produk instan penjajah dll. Lalu kita beramai-ramai mempertahankan eksistensi hidup/melawan hegemoni dengan Pangan local sebagai solusi alternatif.
Tete, Mahadma Ghandy Pejuang India, yang mampu membawa keluar bangsanya dari genggaman tangan kekuasaan inggris, juga melalui cara demikian. Mereka mampu ciptakan Korek api dari alam, garam, rokok, termasuk minum dan juga mempertahankan pangan local dll... Hasilnya justru luar biasa, Lama-kelamaan kios milik pedagang macet /ruko dan toko juga macet, mall dan supermarket di kota-kota milik penguasa penguasa Inggris jadi macet dan gulung tikar. Pada akhirnya, India merdeka/bebas dari perbudakan inggris (ancaman pemusnahan).
Hun, Pater Frans Liessaut. Ofm, mengatakan dalam bahasa Hubula dalam acara perpisahannya dengan umat Katolik di Jayapura bahwa: "O WAMENA LEGET ARAT MIYALAGA - AN NAILA LIGIN" yang artinya Ikatan Pagar persaudaraan di wamena sudah hancur berantakan - Saya memilih pulang kampung. Pernyataan pater sangat kontra dengan pernyataan sebelumnya, bahwa Beliau selalu menjanjikan kepada umat kesayangannya bahwa Saya akan mati dan mayat saya akan dibakar atau di semayamkan secara adat di kampung/Paroki Musalfak-Wamena, namun janji iman yang tidak mungkin di ingkari oleh pater itu, menjadi sia-sia.
Disini sudah jelas, bahwa Pater Liessouth dulu bedah dengan sekarang. Dan akan jadi bagaimana Liessauth besok....??. PR besar itu adalah sebuah BEBAN (WENE KULIK), Hun Liessauth wolok laga ati. Nit ninom hali nasak ait nen arat laga a..??, Akhuni (mokat/hesile) nen wene weak meke yogokhama nen ligin a.?.
Kalau seperti itu, maka kita bisa jadi seperti anak ayam kehilangan induk atau kita sadar diri, Paham diri, evaluasi diri dan kembali kepada habitatnya untuk memandang masa depan yang lebih baik.
Pdt. Isak Samuel Kijne, menulis diatas batu peradaban bahwa: Walaupun Orang yang memiliki Ilmu Pengetahuan, Marifat dan kepintaran datang dengan niat untuk membangun negeri ini, Namun Tidak akan memimpinnya. Tetapi Bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.
Pdt. Marthen Luther King Jr. Bangsa Penjajah datang untuk menjajah, Maka Penjajah tidak akan pernah memberi ruang sedikitpun kepada bangsa minoritas yang sedang di jajah. Contoh Indonesia dan West Papua. OAP menjadi minoritas diatas negerinya sendiri.
Pdt. Sofyan S Yoman, menulis dalam bukunya yang berjudul Meminum air dari sumur kita sendiri". Buku tersebut sangat membantu kita untuk sebuah referensi kampanye terbuka di kampung-kampung, menyadarkan rakyat utk tidak hidup dalam kebodohan, kemalasan, dll. Gembala Duma Sofyan S Yoman sudah jelah dan tegas berkhotbah terbuka kepada umat-Nya di seluruh tanah air West Papua untuk kembali kepada habitatnya. Mulai dari, menanam hipere, hipereka, hom, el, haki, soa, Qilu, heta, nenas, lemon, kaiken, weramo, hanom/pali, wam'ena, yeke/mene ena, kelinci ena, ikan yawu, tumbuhan obat-obatan dan lain sebagainya... Kita urus sendiri dari kita, oleh kita dan untuk kita mempertahankan hidup mandiri.
Kita belum terlambat, walaupun di daerah Papua yang lain Masyarakat Asli sudah kehilangan tanah adat, Marga, bahasa ibu, adat-istiadat, silsilah keturunan dsb.. Terutama: Manusia Asli Merauke (suku Marin), Manusia Asli Sorong (suku Moy), Nabire Asli (suku Moor), Kerom Asli (sebagian marga musnah), Jayapura asli (suku hamadi), sekarang Musuh berkosentrasi penuh ke Pegunungan Tengah Papua. Tidak lama beberapa marga di hubulla akan hilang.
Alangkah baiknya kita harus Sadar, Paham, Bangkit, Bersatu dan Lawan. Lawan sistem perbudakan negara penjajah ini dengan ISSUE CENTRAL, yakni: MOGOK SIPIL NASIONAL (MSN). Maka jangan kita dengar issu-issu hoax maupun program apapun dari Pemerintah yang justru membawa kita pada penjajahan.
Tetapi diharapkan kepada kita semua tenang dan focus Kerja Kebun dengan tujuan menolak semua produk kolonial indonesia. Dan juga kita menolak semua bentuk pembunuhan melalui racun makanan/minuman, membunuh OAP secara fisik dan juga sistematis dimana-mana, dan lainnya.
KNPB sebagai media rakyat akan terus memediasi rakyat dalam mewujudkan aksi-aksi SADAR. Melawan HOAX Kolonial Indonesia, Melawan Penipuan Kolnial Indonesia yang sedang lancar di setiap issu sectoral, dll. KNPB akan tetap memilih barisan bersama rakyat menjadi Pelopor, garda demi mendorong pangan local rakyat sebagai solusi terbaik untuk menghindari pengangguran politik, ketergantungan hidup, kemiskinan dll.
Semua yang saya sharing, adalah pembicaraan yang tidak tuntas, tetapi gambaran umumnya sebagai sesama anak asli suku Hubulla-Palim'ima-Balliem sudah bisa analisis ke arah yang lebih luas dan dalam.
Maka Kesimpulannya adalah: Wen+Wam+Wene= Manusia. (Manusia Hidup).
Dengan rumus: (W+W+W=M) atau 3W+1M=H
"H" adalah hasilnya, yaitu "HIDUP".
Jadi, Manusi suku Hubula hidup karena ada Wen+Wam+Wene. Itu baru Manusia yang Hidup Bebas, Merdeka dan Mandiri.
Nb: Tolong Kritik, Saran, Masukan, Edit, tegur baik lisan/tertulis. Biar kita diskusi.. Waa...
Sentani-Senin, 28 Oktober 2019.
Pukul: 6:53 Wpb
by.Warpo Sampari Warik Wetipo
(Ket. I KNPB Pusat).
0 Komentar